Selasa, 25 November 2008
Sumarak Nagari, Alur Pasambahan dan Pidato Adat Minangkabau
Pasambahan Adat Minangkabau (Logat Minang)
Judul buku: Sumarak Nagari, Alur Pasambahan dan Pidato Adat Minangkabau
Penyusun: R. St. Tandiko dan M.I. St. Rajo Batuah
Kertas isi: HVS 60 gr/kertas koran
Cover: Artpaper 210 gr.
Ukuran: 11 x 16 cm
Jumlah hal.: 164halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua – Bukittinggi
Telp./Fax: (0752) - 33768
DAFTAR ISI
Bab 1 Alur
1. Alur rokok siriah; 2. Alur minum makan; 3. Alur adat ka tangah;
4. Alur timbang tando; 5. Alur mohon diri; 6. Alur di pakuburan;
7. Alur mambaok kato mupakat
Bab 2 Pasambahan Anak Mudo
1. Juaro ka tangah; 2. Mamparenai jamba; 3. Adat ka tangah;
4. Manjapuik marapulai; 5. Si alek mintak diri
Bab 3 Pidato
1. Pidoto siriah dari si pangka; 2. Pidato siriah dari si alek; 3. Pidato balega (1); 4. Pidato Balega (2); 5. Pidato panjang
Bab 4 Pantun Pidato/Pasambahan
1. Undang panitahan siriah; 2. Pantun siriah; 3. Pantun mamparenai jamba; 4. Pantun mupakat; 5. Pantun si alek mintak diri;
6. Mampasambahkan siriah; 7. Mambari gala marapulai
Pasambahan Pidato Adat Minangkabau
Pasambahan Adat Minangkabau (Logat Minang)
Judul buku: Pasambahan Pidato Adat Minangkabau
Penyusun: M. Dt. Mangkuto Rajo
Kertas isi: HVS 70 gr.
Cover: Artpaper 210 gr.
Ukuran: 11 x 16 cm
Jumlah hal.: 112 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua – Bukittinggi
Telp./Fax: (0752) - 33768
Daftar isi:
1. Pasambahan siriah
2. Pasambahan caro mampaiyokan
3. Pasambahan mintak izin baralek
4. Pasambahan manjapuik marapulai
5. Pasambahan pangangkatan pangulu
6. Pasambahan mintak pulang
7. Pasambahan manatiang pusako
Alur Panitahan Adat Minangkabau
Pasambahan Adat Minangkabau (Logat Minang)
Judul buku: Alur Panitahan Adat Minangkabau
Penyusun: Jamilus Jamin
Kertas isi: HVS 70 gr.
Cover: Artpaper 210 gr.
Ukuran: 11 x 16 cm
Jumlah hal.: 106 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua – Bukittinggi
Telp./Fax: (0752) - 33768
Daftar isi:
1. Panitahan jamuan makan
2. Panitahan ka turun
3. Panitahan di pakuburan
4. Panitahan manjanguak
5. Panitahan batimbang tando
6. Panitahan manjapuik marapulai
7. Panitahan maanta marapulai
Senin, 24 November 2008
Kaba Siti Baheram
>Kaba Klasik Minangkabau (Logat Minang)
Judul buku: Siti Baheram
Pengarang: Syamsuddin St. Rajo Endah
Kertas isi: HVS 70 gr.
Cover: Artpaper 210 gr.
Ukuran: 11 x 16 cm
Jumlah hal.: 80 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua – Bukittinggi
Telp./Fax: (0752) - 33768
Kasih sayang yang sangat berlebihan kepada anak akan menjerumuskan sang anak kepada sikap dan perilaku yang buruk. Bahkan sang anak dapat menjadi anak yang durhaka. Itulah yang dialami oleh seorang mandeh atas kelakuan anaknya si Bujang Juki. Bahkan si Bujang Juki tega membunuh Siti Baheram – seorang ibu yang baik hati - yang sering memberikan bantuan kepadanya. Harta yang dirampas dari Siti Baheram dipergunakannya untuk berjudi.
Judul buku: Siti Baheram
Pengarang: Syamsuddin St. Rajo Endah
Kertas isi: HVS 70 gr.
Cover: Artpaper 210 gr.
Ukuran: 11 x 16 cm
Jumlah hal.: 80 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua – Bukittinggi
Telp./Fax: (0752) - 33768
Kasih sayang yang sangat berlebihan kepada anak akan menjerumuskan sang anak kepada sikap dan perilaku yang buruk. Bahkan sang anak dapat menjadi anak yang durhaka. Itulah yang dialami oleh seorang mandeh atas kelakuan anaknya si Bujang Juki. Bahkan si Bujang Juki tega membunuh Siti Baheram – seorang ibu yang baik hati - yang sering memberikan bantuan kepadanya. Harta yang dirampas dari Siti Baheram dipergunakannya untuk berjudi.
Kaba Rancak di Labuah
Kaba Klasik Minangkabau (Logat Minang)
Judul buku: Rancak di Labuah
Pengarang: Dt. Panduko Alam
Kertas isi: HVS 70 gr.
Cover: Artpaper 210 gr.
Ukuran: 11 x 16 cm
Jumlah hal.: 96 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua – Bukittinggi
Telp./Fax: (0752) - 33768
Sesuai benar gelar dan perbuatannya, Rancak di Labuah sangat menikmati masa remajanya yang penuh dengan hura-hura. Dia pun terlupa dengan kondisi keluarganya yang jauh dari kecukupan. Berkat nasehat dan bimbingan mandehnya, Rancak di Labuah akhirnya menyadari segala kekeliruan yang telah dilakukannya selama ini.
Kaba Rambun Pamenan
Kaba Klasik Minangkabau (Logat Minang)
Judul buku: Rambun Pamenan
Pengarang: Sutan Mangkudun dan Ilyas St. Pangaduan
Kertas isi: HVS 70 gr.
Cover: Artpaper 210 gr.
Ukuran: 11 x 16 cm
Jumlah hal.: 96 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua – Bukittinggi
Telp./Fax: (0752) - 33768
Kaba ini menceritakan perjuangan Rambun Pamenan dalam mencari mandeh kandungnya yang hilang dibawa lari oleh Rajo Angek Garang. Dia berjalan tanpa tujuan. Masuk rimba keluar rimba, sampai akhirnya dia bertemu dengan seekor burung garuda besar yang mau menolongnya untuk membawanya ke Nagari Camin Taruih.
Kaba Si Umbuik Mudo
Kaba Klasik Minangkabau (Logat Minang)
Judul buku: Si Umbuik Mudo
Pengarang: Ilyas Payakumbuh
Kertas isi: HVS 60 gr.
Cover: Artpaper 210 gr.
Ukuran: 11 x 16 cm
Jumlah hal.: 112 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua – Bukittinggi
Telp./Fax: (0752) - 33768
Orang bijak berkata: ”Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah.” Sayang sekali Puti Galang Banyak mengabaikannya sehingga harus menanggung resiko yang dibayar dengan nyawanya. Apa yang dilakukan si Umbuik Mudo untuk menutup malunya adalah suatu hal yang tidak perlu dicontoh. Meskipun akhirnya dia sangat menyesal, tapi nasi sudah menjadi bubur, sesal kemudian tidak ada gunanya.
Kaba Angku Kapalo Sitalang
Kaba Klasik Minangkabau (Logat Minang)
Judul buku: Angku Kapalo Sitalang
Pengarang: Darwis St. Sinaro dan Dt. Basa Caniago
Kertas isi: HVS 60 gr.
Cover: Artpaper 210 gr.
Ukuran: 11 x 16 cm
Jumlah hal.: 108 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua – Bukittinggi
Telp./Fax: (0752) - 33768
Kaba ini menceritakan tentang kisah seorang anak manusia yang sangat berambisi untuk menjadi Angku Kapalo di Nagari Sitalang. Jabatan ini pada masa itu adalah jabatan strategis yang dapat mengangkat harkat dan martabat seseorang sebagai orang yang sangat dihormati dan disegani. Di awal jabatannya pemerintahan berjalan dengan baik dan lancar. Rakyat merasa senang dan bangga karena adanya pembangunan dan perbaikan di dalam kehidupan bermasyarakat.
Kaba Siti Risani
Kaba Klasik Minangkabau (Logat Minang)
Judul buku: Siti Risani
Pengarang: Sutan Nasarudin
Kertas isi: HVS 70 gr.
Cover: Artpaper 210 gr.
Ukuran: 11 x 16 cm
Jumlah hal.: 96 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua – Bukittinggi
Telp./Fax: (0752) - 33768
Kisah tragedi roman percintaan anak muda yang terjadi di ranah Lubuk Basung, yaitu cerita tentang Siti Risani dengan kekasihnya Sutan Nasarudin. Komunikasi antara orangtua dengan anak-anak harus berjalan dengan baik. Apabila ini terabaikan maka berakibat sebagaimana yang dialami oleh Siti Risani yang meninggalkan rumahnya mengikuti sang kekasih Sutan Nasarudin.
Kaba Siti Kalasun
Kaba Klasik Minangkabau (Logat Minang)
Judul buku: Siti Kalasun
Pengarang: Syamsuddin St. Rajo Endah
Kertas isi: HVS 70 gr.
Cover: Artpaper 210 gr.
Ukuran: 11 x 16 cm
Jumlah hal.: 96 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua – Bukittinggi
Telp./Fax: (0752) - 33768
Harta kekayaan bukanlah segalanya bagi Siti Kalasun. Dengan penuh kesabaran dan kesetiaan dia tetap setia menunggu kedatangan suaminya yang pergi merantau. Minimnya sarana komunikasi pada saat itu menambah penderitaan Siti Kalasun. Empat tahun tanpa kabar berita, sampai dengan kembalinya sang suami dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dihadapinya dengan hati yang rela.
Kaba Puti Nilam Cayo
Kaba Klasik Minangkabau (Logat Minang)
Judul buku: Puti Nilam Cayo
Pengarang: Syamsuddin St. Rajo Endah
Kertas isi: HVS 70 gr.
Cover: Artpaper 210 gr.
Ukuran: 11 x 16 cm
Jumlah hal.: 96 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua - Bukittinggi
Kisah yang terjadi di negeri Saribunian ini menceritakan tentang pengusiran putera-puteri raja negeri tersebut karena sang raja percaya kepada ramalan tukang tenung dari negeri lain. Padahal tukang tenung itu mendapat perintah dari rajanya untuk mencelakakan raja Saribunian itu. Anak-anak raja ini dibuang ke dalam rimba raya. Mereka berkelana tanpa tujuan yang jelas.
Kaba Malin Deman
Kaba Klasik Minangkabau (Logat Minang)
Judul buku: Malin Deman
Pengarang: M. Rasyid Manggis
Kertas isi: HVS 70 gr.
Cover: Artpaper 210 gr.
Ukuran: 11 x 16 cm
Jumlah hal.: 88 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua – Bukittinggi
Telp./Fax: (0752) - 33768
Kisah seorang anak manusia yang menginginkan Puti dari kahyangan sebagai pendamping hidupnya. Dengan menyembunyikan kain Sunsang Baraik milik Puti Bungsu, Malin Deman berhasil mencapai cita-cita dan keinginannya itu. Kehadiran Malin Duano - buah hati mereka berdua – membangkitkan kerinduan Puti Bungsu untuk membawa anaknya itu kepada sanak keluarganya di langit.
Kaba Sabai Nan Aluih
Kaba Klasik Minangkabau (Logat Minang)
Judul buku: Sabai Nan Aluih
Pengarang: M. Rasyid Manggis
Kertas isi: HVS 70 gr.
Cover: Artpaper 210 gr.
Ukuran: 11 x 16 cm
Jumlah hal.: 88 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua – Bukittinggi
Telp./Fax: (0752) - 33768
Rajo Nan Panjang sahabat akrab Rajo Babandiang melamar Sabai Nan Aluih untuk dijadikan istri mudanya. Lamaran itu ditolak mentah-mentah oleh Rajo Babandiang karena ia tahu sahabatnya itu telah berusia lanjut dan istrinya pun sudah banyak. Penolakan ini membuat Rajo Nan Panjang murka. Ia mengajak Rajo Babandiang berkelahi. Rajo Babandiang tewas dalam perkelahian itu karena ditembak dari belakang oleh Rajo Nan Kongkong.
Kaba Si Gadih Ranti
Kaba Klasik Minangkabau (Logat Minang)
Judul buku: Si Gadih Ranti
Pengarang: Syamsuddin St. Rajo Endah
Kertas isi: HVS 70 gr.
Cover: Artpaper 210 gr.
Ukuran: 11 x 16 cm
Jumlah hal.: 88 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua – Bukittinggi
Telp./Fax: (0752) - 33768
Malang nian nasib si Gadih Ranti. Dia yang sedang bertunangan dilamar pula oleh orang yang paling berkuasa di dalam nagari yaitu Angku Kapalo. Setelah mengetahui bahwa si Gadih Ranti sudah bertunangan dengan si Bujang Saman, Angku Lareh tidak kehilangan akal. Dia memanfaatkan kekuasaannya untuk menyingkirkan si Bujang Saman.
Kaba Laksamana Hang Tuah
Kaba Klasik Minangkabau (Logat Minang)
Judul buku: Laksamana Hang Tuah
Pengarang: Syamsuddin St. Rajo Endah
Kertas isi: HVS 70 gr.
Cover: Artpaper 210 gr.
Ukuran: 11 x 16 cm
Jumlah hal.: 96 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua – Bukittinggi
Telp./Fax: (0752) - 33768
Lima pemuda dari Negeri Bintan telah mengharumkan tanah Malaka. Mereka sangat berjasa dalam mempertahankan Malaka dari negara lain yang ingin menjajahnya. Semua orang sudah mengenal kepahlawanan Hang Tuah, Hang Jebat, Hang Kasturi, Hang Lekir dan Hang Likiu. Kisah mereka diceritakan kembali oleh pengarang buku ini dengan gaya tulisan yang khas berupa kaba klasik Minangkabau.
Kaba Sutan Lembak Tuah
Kaba Klasik Minangkabau (Logat Minang)
Judul buku: Sutan Lembak Tuah
Pengarang: Syamsuddin St. Rajo Endah
Kertas isi: HVS 70 gr.
Cover: Artpaper 210 gr.
Ukuran: 11 x 16 cm
Jumlah hal.: 96 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua - Bukittinggi
Telp./Fax: (0752) - 33768
Tali pertunangan Sutan Lembak Tuah dengan Siti Rabiatun terusik oleh perangai Angku Lareh yang juga menginginkan Siti Rabiatun sebagai istrinya. Dengan memanfaatkan kekuasaan yang dimilikinya Angku Lareh memfitnah Sutan Lembak Tuah sebagai seorang pencuri sehingga dibuang menjadi orang rantai ke Pulau Jawa.
Kaba Si Buyuang Karuik
Kaba Klasik Minangkabau (Logat Minang)
Judul buku: Si Buyuang Karuik
Pengarang: Syamsuddin St. Rajo Endah
Kertas isi: HVS 70 gr.
Cover: Artpaper 210 gr.
Ukuran: 11 x 16 cm
Jumlah hal.: 96 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua – Bukittinggi
Telp./Fax: (0752) 33768
Semenjak meninggalkan kampung halamannya, penderitaan demi penderitaan dijalani Si Buyuang Karuik dan adik perempuannya dengan penuh kesabaran. Sampai mereka dipisahkan oleh nasib masing-masing. Dan nasib jugalah yang mempertemukan mereka kembali sebagai suami istri.
Kaba Tuanku Lareh Simawang
Kaba Klasik Minangkabau (Logat Minang)
Judul buku: Tuanku Lareh Simawang
Pengarang: Syamsuddin St. Rajo Endah
Kertas isi: HVS 70 gr.
Cover: Artpaper 210 gr.
Ukuran: 11 x 16 cm
Jumlah hal.: 80 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua - Bukittinggi
Telp./Fax: (0752) - 33768
Lareh Simawang hatinya sedang berbunga-bunga. Mata hatinya seakan-akan tertutup mati atas segala nasehat dari keluarganya. Dia pun merasa mantap untuk segera menikahi Siti Rawani. Istrinya Siti Jamilah sangat terpukul atas keputusan yang diambil Lareh Simawang. Di saat Lareh Simawang duduk bersanding dengan Siti Rawani, Siti Jamilah beserta kedua anaknya mengakhiri hidupnya dengan cara yang sangat menggenaskan.
Kaba Magek Manandin
Kaba Klasik Minangkabau (Logat Minang)
Judul buku: Magek Manandin
Pengarang: Sutan Pangaduan
Kertas isi: HVS 70 gr.
Cover: Artpaper 210 gr.
Ukuran: 11 x 16 cm
Jumlah hal.: 112 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua - Bukittinggi
Telp./Fax: (0752) 33768
Bila malu telah tercoreng di kening yang memberi malu kepada kaum dan keluarganya, maka ninik mamak tampil ke depan. Ninik mamak berusaha agar malu tersebut dapat dihapus meskipun harus mengorbankan harta benda, bahkan nyawa sekalipun. Rajo Kuaso sangat terpukul melihat ulah perangai kemenakannya Magek Manandin yang dianggap sudah memberi malu kepada keluarganya. Tanpa usul dan periksa dia rela mencampakkan Magek Manandin ke dalam lurah yang sangat dalam.
Tuanku Pasaman, Harimau nan delapan dari Lintau
Buku bacaan Anak Sekolah Dasar/MI
Judul Buku : Tuanku Pasaman, Harimau Nan Delapan dari Lintau
Pengarang : Irdja
Kertas isi : HVS 70 gr.
Cover : Artpaper 210 gr. Full color
Ukuran : 21 x 14,5 cm
Jumlah hal. : 48 halaman
Diterbitkan oleh : Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua - Bukittinggi
Tuanku Pasaman yang lebih dikenal dengan sebutan Tuanku Pasaman adalah salah seorang dari ”Harimau nan delapan” yaitu para pemimpin pejuang Paderi yang gigih menentang penjajahan Belanda. Setiap upaya yang dilakukan Belanda untuk menaklukkan daerah Lintau berhasil beliau patahkan. Seluruh rakyat mendukung perjuangannya, kecuali para pengkhianat yang haus akan harta dan kekuasaan.
Si Buyung Telong
Buku bacaan Anak Sekolah Dasar/MI
Judul Buku : Si Buyung Telong
Pengarang : Dt. B. Nurdin Yakub
Kertas isi : HVS 70 gr.
Cover : Artpaper 210 gr. Full color
Ukuran : 21 x 14,5 cm
Jumlah hal. : 64 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua - Bukittinggi
Si Buyung Telong yang sudah yatim piatu banyak sekali ulahnya. Kalau ia mau kentut, disuruhnya orang lain menarik telunjuknya. Ia bisa membuat kentut banyak-banyak dan keras-keras bunyinya. Anehnya, tak ada orang yang benci kepadanya. Orang akan gembira dan anak-anak suka sekali menggelutinya. Adakalanya sampai-sampai pakaiannya ditanggalkan mereka hingga telanjang bulat. Tak apa saja baginya.
Sang Sapurba
Buku bacaan Anak Sekolah Dasar/MI
Judul Buku : Sang Sapurba
Pengarang : Dt. B. Nurdin Yakub
Kertas isi : HVS 70 gr.
Cover : Artpaper 210 gr. Full color
Ukuran : 21 x 14,5 cm
Jumlah hal. : 48 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua - Bukittinggi
Kedatangan Sang Sapurba ke Minangkabau dengan bala tentara dan persenjataan yang lengkap membuat daerah ini gempar. Ada yang lari masuk hutan, dan ada pula yang menyingkir jauh-jauh. Orang tidak kelihatan lagi di jalan-jalan, di sawah dan di ladang. Namun Suri Diraja menyikapi masalah ini dengan bijak. Untuk menghindarkan negeri itu dari bencana serta pertumpahan darah yang sia-sia, ia memutuskan mengambil Sang Sapurba sebagai orang semenda.
Tuanku Keramat
Buku bacaan Anak Sekolah Dasar/MI
Judul Buku : Tuanku Keramat
Pengarang : Yunus St. Majolelo
Kertas isi : HVS 80 gr. cetakan 2 warna
Cover : Artpaper 210 gr. Full color
Ukuran : 21 x 14,5 cm
Jumlah hal. : 32 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua - Bukittinggi
Kepulangan Alifba dari Mekkah mengejutkan semua orang. Mereka tidak percaya, namun gurunya membenarkan bahwa mereka telah melaksanakan ibadah haji di sana. Terlebih-lebih lagi, dia pun sudah dapat membaca AlQur’an dan tahu pula akan maknanya. Pendeknya sekarang Alifba jauh lebih pandai dari gurunya. Akhirnya pendudukan kampung mengangkatnya menjadi guru mengaji menggantikan gurunya yang sudah wafat dengan gelar Tuanku Keramat.
Mikinoka
Buku bacaan Anak Sekolah Dasar/MI
Judul Buku : Mikinoka
Pengarang : Yunus St. Majolelo
Kertas isi : HVS 80 gr. cetakan 2 warna
Cover : Artpaper 210 gr. Full color
Ukuran : 21 x 14,5 cm
Jumlah hal. : 32 halaman
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5
Tangah Jua - Bukittinggi
Mikinoka iseng saja mengirim sebuah pantun kepada Tuan Putri. Karena ulahnya itu dia dibawa ke istana untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya itu. Dengan mempertaruhkan kepalanya, Mikinoka datang ke istana untuk mengikuti sayembara. Dan dengan penuh keyakinan pula dia menerka ujung pantun yang harus diterka oleh peserta sayembara:
”Guci porselen dari Melaka
Penuh berisi belacan Cina;
Tuanku baranak muda
Si Mikinoka ini bakal suaminya.”
Minggu, 23 November 2008
Tambo Nagari Kurai Limo Jorong
Adat dan Budaya Minangkabau
Judul Buku : Tambo Nagari Kurai Limo Jorong
Editor : H.A.Indramaharaja
Kertas isi : HVS 70 gr.
Cover : Artpaper 270 gr.
ISBN : 978-979-98205-9-4
Ukuran : 21 x 14,5 cm
Jumlah hal. : xvi + 140 hal.
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5 Tangah Jua
Bukittinggi
Nagari Kurai Limo Jorong (identik dengan Kota Bukittinggi) adalah suatu nagari sebagai satu kesatuan masyarakat hukum adat di Alam Minangkabau yang mempunyai ciri khas tentang struktur kedudukan maupun sistem adatnya. Yang pertama, masyarakatnya memakai sistem adat Datuk Ketumanggungan dan adat Datuk Parpatih Nan Sabatang sekaligus, seperti kata pepatah:
Pisang sikalek-kalek hutan
Pisang timbatu nan bagatah
Samo dimakan kaduonyo;
Koto Piliang anyo bukan
Bodi Caniago anyo antah
Samo dipakai kaduonyo.
Kedua, Pemangku adatnya sudah tertata dengan baik sejak dulunya. Susunan pemerintahan sepanjang adat menurut kelarasan Koto Piliang Bajanjang naiak batanggo turun. Pelaksanaan pemerintahan dipakai cara kelarasan Bodi Caniago yaitu: Bulek ayia ka pambuluah, bulek kato ka mupakat, nan rajo kato mupakat.
Susunan adat yang tercermin di Kurai Limo Jorong sampai saat ini adalah Bapucuak bulek baurek tunggang, rumah babari batungganai, kampuang dibari ba nan tuo, dan nagari dibari bapangulu.
Tambo Alam Minangkabau, Tatanan Adat Warisan Nenek Moyang Orang Minang
Adat dan Budaya Minangkabau
Judul Buku : Tambo Alam Minangkabau, Tatanan
Adat Warisan Nenek Moyang
Orang Minang
Penulis : Ibrahim Dt. Sanggoeno Diradjo
Kertas isi : HVS 70 gr.
Cover : Artpaper 270 gr.
ISBN : 978-979-18327-0-0
Ukuran : 21 x 14,5 cm
Jumlah hal. : xvi + 300 hal.
Diterbitkan oleh: Penerbit Buku Alam Minangkabau
”Kristal Multimedia”
Jln. Mangga No.5 Tangah Jua
Bukittinggi 26131, Telp./Fax: (0752) 33768
ADAT dapat berjalan dengan baik kalau ada yang mempertahankannya. Adapun yang dapat mempertahankan adat tersebut adalah orang-orang yang menjadi pemilik adat itu sendiri serta petunjuk-petunjuk yang mengatur adat itu sehingga dapat dijaga dan dievaluasi perjalanannya.
Tatanan Adat Minangkabau diyakini dapat menjadikan masyarakatnya menjadi orang-orang yang berakhlak, berbudi pekerti yang luhur, menghindari segala sesuatu yang melanggar ketentuan adat kesopanan seperti berbuat maksiat, berjudi, merampok dan lain-lain perbuatan yang akan mengganggu harga diri keluarga. Apabila adat itu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari Insya Allah dapat memberikan keselamatan dan kesentosaan bagi masyarakatnya.
Adat Nan Sabana Adat merupakan adat Minangkabau yang paling asli yang menjadi dasar penyusunan untuk tingkat adat di bawahnya. Adat ini didasarkan kepada ajaran agama ciptaan Yang Maha Kuasa dan ajaran alam (Alam takambang jadi guru) sehingga akhirnya menjadi falsafah hidup orang Minang:
"Adat basandi syarak, Syarak basandi Kitabullah
Syarak mengato, Adat mamakai."
Lebih jauh tentang saya
Nama: H. Arfizal Indramaharaja
Tempat dan tanggal lahir: Padang, 14 Desember 1952
Istri: Dra. Hj. Nielyar Wisma
Anak dan menantu:
1. Tessa Puji Aryani, ST / Beni Kusworo, SE
2. Harry Arfianda, S.IP / Ulfah Dwi Hastuti, SE
3. dr. Fika Tri Anggraini, S.Ked
Cucu: Zalfa Putrinisa
Pendidikan:
Akademi Bahasa Asing (ABA) Budidharma Bukittinggi
Akademi Grafika Indonesia (AGI) Jakarta
SMA 1 Bukittinggi
SMP 2 Bukittinggi
SD 5 Bukittinggi
Pekerjaan:
1. Direktur Penerbit Buku Alam Minangkabau ”Kristal Multimedia”
2. Editor/Penyunting
Organisasi:
1. Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Daerah Sumatra Barat
2. Pengurus Kerukunan Sosial Warga Tangah Jua Bukittinggi
3. Ketua Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) Cabang Bukittinggi, Agam, dan Pasaman
4. Pengurus Sulit Air Sepakat (SAS) Cabang Bukittinggi
5. Pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sumatra Barat
6. Pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Bukittinggi
Karya-karya yang sudah/akan dipublikasikan:
A. Adat dan Budaya Minangkabau
1. Tambo Alam Minangkabau, Tatanan Adat Warisan Nenek Moyang Orang Minang (naskah siap cetak, November 2008)
2. Tambo Kurai Limo Jorong (naskah siap cetak, November 2008)
3. Curaian Adat Minangkabau
4. Sumarak Nagari
5. Alur Pasambahan dan Pidato Adat Minangkabau
6. Pasambahan Pidato Adat Minangkabau
7. Kaba Anggun Nan Tongga
8. Kaba Cindua Mato
9. Kaba Magek Manandin
10. Kaba Rancak di Labuah
11. Kaba Sabai Nan Aluih
12. Kaba Malin Deman
13. Kaba Rambun Pamenan
14. Kaba Si Umbuik Mudo
15. Kaba Lareh Simawang
16. Kaba Siti Kalasun
17. Kaba Siti Risani
18. Kaba Siti Baheram
19. Kaba Si Gadih Ranti
20. Kaba Puti Nilam Cayo
21. Kaba Laksamana Hang Tuah
22. Kaba Sutan Lembak Tuah
23. Kaba Si Buyuang Karuik
24. Kaba Angku Kapalo Sitalang
B. Bacaan Anak Sekolah Dasar/MI
1. Sang Sapurba
2. Si Buyung Telong
3. Mikinoka
4. Tuanku Keramat
5. Tuanku Pasaman, Harimau nan delapan dari Lintau
6. Si Badang, Hulubalang Bintan
Adalah keinginan dan cita-cita saya untuk menerbitkan buku-buku tentang Adat dan Budaya Minangkabau sebagai sumbangsih saya sebagai anak nagari, guna mengisi dan melengkapi bahan bacaan bagi generasi penerus dan bagi siapa pun yang berminat, karena bahan bacaan ini pada saat sekarang boleh dikatakan sudah langka. Untuk itu saya menghimbau kepada siapa saja yang memiliki naskah tentang Adat dan Budaya Minangkabau untuk dapat menghubungi saya agar naskah tersebut dapat kita terbitkan. Saya pun memberi kesempatan bagi dunsanak-dunsanak yang mau bekerjasama menjadi sponsor (penyandang dana) untuk penerbitan buku-buku baru. Contact: 085965808124
Tempat dan tanggal lahir: Padang, 14 Desember 1952
Istri: Dra. Hj. Nielyar Wisma
Anak dan menantu:
1. Tessa Puji Aryani, ST / Beni Kusworo, SE
2. Harry Arfianda, S.IP / Ulfah Dwi Hastuti, SE
3. dr. Fika Tri Anggraini, S.Ked
Cucu: Zalfa Putrinisa
Pendidikan:
Akademi Bahasa Asing (ABA) Budidharma Bukittinggi
Akademi Grafika Indonesia (AGI) Jakarta
SMA 1 Bukittinggi
SMP 2 Bukittinggi
SD 5 Bukittinggi
Pekerjaan:
1. Direktur Penerbit Buku Alam Minangkabau ”Kristal Multimedia”
2. Editor/Penyunting
Organisasi:
1. Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Daerah Sumatra Barat
2. Pengurus Kerukunan Sosial Warga Tangah Jua Bukittinggi
3. Ketua Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) Cabang Bukittinggi, Agam, dan Pasaman
4. Pengurus Sulit Air Sepakat (SAS) Cabang Bukittinggi
5. Pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sumatra Barat
6. Pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Bukittinggi
Karya-karya yang sudah/akan dipublikasikan:
A. Adat dan Budaya Minangkabau
1. Tambo Alam Minangkabau, Tatanan Adat Warisan Nenek Moyang Orang Minang (naskah siap cetak, November 2008)
2. Tambo Kurai Limo Jorong (naskah siap cetak, November 2008)
3. Curaian Adat Minangkabau
4. Sumarak Nagari
5. Alur Pasambahan dan Pidato Adat Minangkabau
6. Pasambahan Pidato Adat Minangkabau
7. Kaba Anggun Nan Tongga
8. Kaba Cindua Mato
9. Kaba Magek Manandin
10. Kaba Rancak di Labuah
11. Kaba Sabai Nan Aluih
12. Kaba Malin Deman
13. Kaba Rambun Pamenan
14. Kaba Si Umbuik Mudo
15. Kaba Lareh Simawang
16. Kaba Siti Kalasun
17. Kaba Siti Risani
18. Kaba Siti Baheram
19. Kaba Si Gadih Ranti
20. Kaba Puti Nilam Cayo
21. Kaba Laksamana Hang Tuah
22. Kaba Sutan Lembak Tuah
23. Kaba Si Buyuang Karuik
24. Kaba Angku Kapalo Sitalang
B. Bacaan Anak Sekolah Dasar/MI
1. Sang Sapurba
2. Si Buyung Telong
3. Mikinoka
4. Tuanku Keramat
5. Tuanku Pasaman, Harimau nan delapan dari Lintau
6. Si Badang, Hulubalang Bintan
Adalah keinginan dan cita-cita saya untuk menerbitkan buku-buku tentang Adat dan Budaya Minangkabau sebagai sumbangsih saya sebagai anak nagari, guna mengisi dan melengkapi bahan bacaan bagi generasi penerus dan bagi siapa pun yang berminat, karena bahan bacaan ini pada saat sekarang boleh dikatakan sudah langka. Untuk itu saya menghimbau kepada siapa saja yang memiliki naskah tentang Adat dan Budaya Minangkabau untuk dapat menghubungi saya agar naskah tersebut dapat kita terbitkan. Saya pun memberi kesempatan bagi dunsanak-dunsanak yang mau bekerjasama menjadi sponsor (penyandang dana) untuk penerbitan buku-buku baru. Contact: 085965808124
Jumat, 21 November 2008
Kaba Cindua Mato
Sinopsis:
Kaba Klasik Minangkabau
CINDUA MATO
Judul buku: Cindua Mato
Logat Minang
192 halaman, kertas HVS, ukuran: 11x16 cm.
Penerbit: Penerbit Buku Alam Minangkabau Kristal Multimedia
Alamat penerbit: Jln. Mangga No.5 Tangah Jua, Bukittinggi Sumatera Barat
Telp./Fax: 0752-33768
E-mail: indramaharaja@yahoo.com
Rajo Mudo, raja Sikalawi memutuskan pertunangan anaknya Puti Bungsu dengan Dang Tuanku. Ia mendapat kabar bahwa Dang Tuanku telah menderita penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi dan telah diusir dari istana Pagaruyuang.
Lalu Rajo Mudo berniat akan menjodohkan Puti Bungsu dengan Rajo Imbang Jayo anak dari Rajo Tiang Bungkuak. Rencana Rajo Mudo ini sampai juga kabarnya ke Pagaruyuang. Kalangan Ustano Pagaruyuang mengutus Cindua Mato ke Sikalawi membawa kerbau Si Binuang sebagai hantaran atas perkawinan Puti Bungsu dengan Rajo Imbang Jayo.
Diceritakan oleh pengarangnya, dalam perjalanannya menuju nagari Sikalawi itu Cindua Mato dihadang oleh gerombolan perampok di Bukit Tambun Tulang. Bagaimana sikap Rajo Mudo mendengar kedatangan Cindua Mato yang disangkanya Dang Tuanku, dan bagaimana marahnya Rajo Mudo serta Rajo Imbang Jayo setelah mengetahui bahwa Cindua Mato dan Puti Bungsu hilang setelah terjadi kekalutan di Sikalawi.
Kedatangan Cindua Mato bersama Puti Bungsu di Padang Gantiang membuat gempar kalangan Ustano Pagaruyuang. Mereka tidak dapat menerima keadaan ini. Cindua Mato didakwa telah melarikan Puti Bungsu dan telah mempermalukan Pagaruyuang. Bundo Kanduang dan Basa Ampek Balai sepakat akan memberikan hukuman kepada Cindua Mato. Namun tidak ada kesepakatan apakah perbuatan Cindua Mato tersebut adalah tindakan yang melanggar hukum adat. Sehingga Dang Tuanku memutuskan:
Utang ameh dibayia ameh
Utang nyawo dibayia nyawo
Utang malu dibayia jo malu
Mahimbau mangko manyahuik
Batanyo mangko dijawab.
Hilangnya Puti Bungsu dari Sikalawi membuat berang Rajo Imbang Jayo. Bersama ribuan balatentaranya ia menuju Pagaruyuang. Dalam perjalanannya itu ia dihadang oleh para penyamun di Bukit Tambun Tulang. Akibatnya banyak rakyatnya yang mati. Sampai di Tabek Patah ia pun dihadang oleh Cindua Mato. Dalam peperangan itu Cindua Mato, kuda Si Gumarang dan kerbau Si Binuang mengamuk sejadi-jadinya sehingga Rajo Imbang Jayo dengan rakyatnya mengambil langkah seribu. Mereka lari terbirit-birit menyelamatkan diri dan akhirnya sampai ke Padang Gantiang. Di Padang Gantiang ini Rajo Imbang Jayo dihukum mati oleh Rajo Duo Selo karena kesalahannya menggaji para penyamun di Bukit Tambun Tulang.
Berita kematian Rajo Imbang Jayo sampai pula ke telinga bapaknya Rajo Tiang Bungkuak. Alangkah marahnya Tiang Bungkuak. Ia pun segera ke Pagaruyuang untuk menuntut balas atas kematian anaknya Rajo Imbang Jayo. Maka terjadilah peperangan. Dubalang lawan dubalang, pangulu lawan pangulu, pegawai lawan pegawai, dan Tiang Bungkuak berhadapan dengan Cindua Mato.
Dalam perkelahian itu tidak ada yang kalah. Keduanya sama-sama sakti dan kebal terhadap senjata apapun. Akhirnya Cindua Mato menyerahkan diri kepada Tiang Bungkuak atas pertimbangan untuk memperkecil bencana yang mungkin akan menimpa rakyat Pagaruyuang. Ia pun dibawa ke Sungai Ngiang menjadi budak Tiang Bungkuak. Dalam satu kesempatan ia berhasil mengetahui di mana kelemahan Tiang Bungkuak. Tiang Bungkuak hanya bisa terbunuh dengan sebilah keris yang disimpannya di atas tonggak bungkuk. Dengan keris itulah Cindua Mato berhasil membunuh Tiang Bungkuak dalam suatu pertarungan yang disaksikan oleh Rajo Mudo dan permaisurinya serta rakyat Tiang Bungkuak.
Kematian Rajo Tiang Bungkuak membuat rakyatnya bergembira. Mereka lalu mengangkat Cindua Mato sebagai raja Sungai Ngiang menggantikan Rajo Tiang Bungkuak. Rakyat Sungai Ngiang merasa senang mendapat seorang raja yang adil lagi bijaksana.
Beberapa lama kemudian Cindua Mato kembali ke Pagaruyuang. Ia disambut Bundo Kanduang dan Dang Tuanku dengan penuh sukacita. Semua bersyukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa karena sudah terlepas dari marabahaya, sudah bebas dari sebuah bencana, dan sudah berhasil terhindar dari rasa malu.
Lalu diadakan pesta besar di Pagaruyuang. Dang Tuanku dinikahkan dengan Puti Bungsu. Cindua Mato dinikahkan dengan Puti Lenggogeni sekaligus ia diangkat menjadi raja Pagaruyuang menggantikan Dang Tuanku. Perhelatan ini dilaksanakan siang malam selama satu bulan. Dihadiri oleh para pembesar dan orang yang patut. Rakyat pun bersukaria. Bermacam-macam permainan anak-anak muda. Ada yang menari tari piring, ada yang meniup salung dan memainkan talempong serta rabab dan kucapi. Mana yang lapar makan juga, mana yang haus minum pula.
Selanjutnya pengarang menceritakan kepergian Bundo Kanduang, Dang Tuanku dan Puti Bungsu meninggalkan Ustano Pagaruyuang. Mereka dijemput oleh perahu yang datang dari langit. Ketiganya hilang lenyap dibawa perahu itu entah ke mana. Tinggallah Cindua Mato memerintah Alam Minangkabau ini. Hidup damai bersama seluruh keluarga dan keturunannya.
Kaba Klasik Minangkabau
CINDUA MATO
Judul buku: Cindua Mato
Logat Minang
192 halaman, kertas HVS, ukuran: 11x16 cm.
Penerbit: Penerbit Buku Alam Minangkabau Kristal Multimedia
Alamat penerbit: Jln. Mangga No.5 Tangah Jua, Bukittinggi Sumatera Barat
Telp./Fax: 0752-33768
E-mail: indramaharaja@yahoo.com
Rajo Mudo, raja Sikalawi memutuskan pertunangan anaknya Puti Bungsu dengan Dang Tuanku. Ia mendapat kabar bahwa Dang Tuanku telah menderita penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi dan telah diusir dari istana Pagaruyuang.
Lalu Rajo Mudo berniat akan menjodohkan Puti Bungsu dengan Rajo Imbang Jayo anak dari Rajo Tiang Bungkuak. Rencana Rajo Mudo ini sampai juga kabarnya ke Pagaruyuang. Kalangan Ustano Pagaruyuang mengutus Cindua Mato ke Sikalawi membawa kerbau Si Binuang sebagai hantaran atas perkawinan Puti Bungsu dengan Rajo Imbang Jayo.
Diceritakan oleh pengarangnya, dalam perjalanannya menuju nagari Sikalawi itu Cindua Mato dihadang oleh gerombolan perampok di Bukit Tambun Tulang. Bagaimana sikap Rajo Mudo mendengar kedatangan Cindua Mato yang disangkanya Dang Tuanku, dan bagaimana marahnya Rajo Mudo serta Rajo Imbang Jayo setelah mengetahui bahwa Cindua Mato dan Puti Bungsu hilang setelah terjadi kekalutan di Sikalawi.
Kedatangan Cindua Mato bersama Puti Bungsu di Padang Gantiang membuat gempar kalangan Ustano Pagaruyuang. Mereka tidak dapat menerima keadaan ini. Cindua Mato didakwa telah melarikan Puti Bungsu dan telah mempermalukan Pagaruyuang. Bundo Kanduang dan Basa Ampek Balai sepakat akan memberikan hukuman kepada Cindua Mato. Namun tidak ada kesepakatan apakah perbuatan Cindua Mato tersebut adalah tindakan yang melanggar hukum adat. Sehingga Dang Tuanku memutuskan:
Utang ameh dibayia ameh
Utang nyawo dibayia nyawo
Utang malu dibayia jo malu
Mahimbau mangko manyahuik
Batanyo mangko dijawab.
Hilangnya Puti Bungsu dari Sikalawi membuat berang Rajo Imbang Jayo. Bersama ribuan balatentaranya ia menuju Pagaruyuang. Dalam perjalanannya itu ia dihadang oleh para penyamun di Bukit Tambun Tulang. Akibatnya banyak rakyatnya yang mati. Sampai di Tabek Patah ia pun dihadang oleh Cindua Mato. Dalam peperangan itu Cindua Mato, kuda Si Gumarang dan kerbau Si Binuang mengamuk sejadi-jadinya sehingga Rajo Imbang Jayo dengan rakyatnya mengambil langkah seribu. Mereka lari terbirit-birit menyelamatkan diri dan akhirnya sampai ke Padang Gantiang. Di Padang Gantiang ini Rajo Imbang Jayo dihukum mati oleh Rajo Duo Selo karena kesalahannya menggaji para penyamun di Bukit Tambun Tulang.
Berita kematian Rajo Imbang Jayo sampai pula ke telinga bapaknya Rajo Tiang Bungkuak. Alangkah marahnya Tiang Bungkuak. Ia pun segera ke Pagaruyuang untuk menuntut balas atas kematian anaknya Rajo Imbang Jayo. Maka terjadilah peperangan. Dubalang lawan dubalang, pangulu lawan pangulu, pegawai lawan pegawai, dan Tiang Bungkuak berhadapan dengan Cindua Mato.
Dalam perkelahian itu tidak ada yang kalah. Keduanya sama-sama sakti dan kebal terhadap senjata apapun. Akhirnya Cindua Mato menyerahkan diri kepada Tiang Bungkuak atas pertimbangan untuk memperkecil bencana yang mungkin akan menimpa rakyat Pagaruyuang. Ia pun dibawa ke Sungai Ngiang menjadi budak Tiang Bungkuak. Dalam satu kesempatan ia berhasil mengetahui di mana kelemahan Tiang Bungkuak. Tiang Bungkuak hanya bisa terbunuh dengan sebilah keris yang disimpannya di atas tonggak bungkuk. Dengan keris itulah Cindua Mato berhasil membunuh Tiang Bungkuak dalam suatu pertarungan yang disaksikan oleh Rajo Mudo dan permaisurinya serta rakyat Tiang Bungkuak.
Kematian Rajo Tiang Bungkuak membuat rakyatnya bergembira. Mereka lalu mengangkat Cindua Mato sebagai raja Sungai Ngiang menggantikan Rajo Tiang Bungkuak. Rakyat Sungai Ngiang merasa senang mendapat seorang raja yang adil lagi bijaksana.
Beberapa lama kemudian Cindua Mato kembali ke Pagaruyuang. Ia disambut Bundo Kanduang dan Dang Tuanku dengan penuh sukacita. Semua bersyukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa karena sudah terlepas dari marabahaya, sudah bebas dari sebuah bencana, dan sudah berhasil terhindar dari rasa malu.
Lalu diadakan pesta besar di Pagaruyuang. Dang Tuanku dinikahkan dengan Puti Bungsu. Cindua Mato dinikahkan dengan Puti Lenggogeni sekaligus ia diangkat menjadi raja Pagaruyuang menggantikan Dang Tuanku. Perhelatan ini dilaksanakan siang malam selama satu bulan. Dihadiri oleh para pembesar dan orang yang patut. Rakyat pun bersukaria. Bermacam-macam permainan anak-anak muda. Ada yang menari tari piring, ada yang meniup salung dan memainkan talempong serta rabab dan kucapi. Mana yang lapar makan juga, mana yang haus minum pula.
Selanjutnya pengarang menceritakan kepergian Bundo Kanduang, Dang Tuanku dan Puti Bungsu meninggalkan Ustano Pagaruyuang. Mereka dijemput oleh perahu yang datang dari langit. Ketiganya hilang lenyap dibawa perahu itu entah ke mana. Tinggallah Cindua Mato memerintah Alam Minangkabau ini. Hidup damai bersama seluruh keluarga dan keturunannya.
Penerbit di Sumatra Barat semakin tenggelam
Sudah lebih dari dua dekade penerbit yang ada di Sumatra Barat tidak lagi memainkan perannya sebagai penerbit buku. Apalagi penerbit yang bergerak di bidang buku pelajaran. Mereka sekarang hanya sebagai penonton. Buku-buku pelajaran yang beredar di daerah ini didominasi oleh penerbit luar yang datang dari Pulau Jawa. Kalau pun masih ada yang menerbit buku pelajaran hanya sebatas buku pelajaran dengan muatan lokal, seperti bidang studi IPS dan buku pelajaran Agama.
Kondisi seperti ini sepertinya tidak mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah yang semestinya ikut bertanggungjawab dalam mengembangkan usaha penerbitan di daerahnya. Padahal sampai di akhir tahun ’70-an penerbit kita mampu mendistribusikan bukunya sampai ke Pulau Jawa. Berkembangnya usaha penerbitan buku di daerah ini dapat menghidupkan sektor-sektor lain seperti industri percetakan yang dapat menampung tenaga kerja sebanyak-banyaknya.
Yang jelas, dampak yang kita rasakan sampai saat ini boleh dikatakan tidak ada pertumbuhan penerbitan buku di Sumatra Barat. Artinya kreatif para penulis kita tidak ada sama sekali atau tidak tersalurkan karena tidak ada penerbit yang mampu untuk menerbitkan karya tulis mereka.
Moga-moga keadaan ini tidak dibiarkan saja. Pemda Sumatra Barat harus turun tangan membantu para penerbit yang masih bertahan sampai sekarang. Setidak-tidaknya buku-buku yang sudah mereka terbitkan yang dinilai baik dibeli untuk melengkapi perpustakaan-perpustakaan yang ada. Dengan demikian dana yang diterima oleh penerbit akan digunakan lagi buat menerbitkan buku-buku baru sehingga akan membuka peluang bagi penulis yang ada di daerah ini. Demikian juga industri percetakan akan dapat menerima order dari penerbit untuk mencetak buku-buku yang mereka terbitkan.Kebijaksanaan Mendiknas tentang buku elektronik memperparah kondisi penerbit daerah ini meskipun kepada penerbit diberikan kesempatan untuk memproduksi buku-buku tersebut. Namun setelah dikalkulasikan, harga tertinggi yang telah ditetapkan oleh Depdiknas tidak bisa menutupi biaya produksi bila buku-buku tersebut dicetak di daerah. Kondisi ini membuat penerbit yang ada di Sumatra Barat makin tenggelam.
H. Arfizal Indramaharaja
Ketua Ikapi Daerah Sumatra Barat
Kondisi seperti ini sepertinya tidak mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah yang semestinya ikut bertanggungjawab dalam mengembangkan usaha penerbitan di daerahnya. Padahal sampai di akhir tahun ’70-an penerbit kita mampu mendistribusikan bukunya sampai ke Pulau Jawa. Berkembangnya usaha penerbitan buku di daerah ini dapat menghidupkan sektor-sektor lain seperti industri percetakan yang dapat menampung tenaga kerja sebanyak-banyaknya.
Yang jelas, dampak yang kita rasakan sampai saat ini boleh dikatakan tidak ada pertumbuhan penerbitan buku di Sumatra Barat. Artinya kreatif para penulis kita tidak ada sama sekali atau tidak tersalurkan karena tidak ada penerbit yang mampu untuk menerbitkan karya tulis mereka.
Moga-moga keadaan ini tidak dibiarkan saja. Pemda Sumatra Barat harus turun tangan membantu para penerbit yang masih bertahan sampai sekarang. Setidak-tidaknya buku-buku yang sudah mereka terbitkan yang dinilai baik dibeli untuk melengkapi perpustakaan-perpustakaan yang ada. Dengan demikian dana yang diterima oleh penerbit akan digunakan lagi buat menerbitkan buku-buku baru sehingga akan membuka peluang bagi penulis yang ada di daerah ini. Demikian juga industri percetakan akan dapat menerima order dari penerbit untuk mencetak buku-buku yang mereka terbitkan.Kebijaksanaan Mendiknas tentang buku elektronik memperparah kondisi penerbit daerah ini meskipun kepada penerbit diberikan kesempatan untuk memproduksi buku-buku tersebut. Namun setelah dikalkulasikan, harga tertinggi yang telah ditetapkan oleh Depdiknas tidak bisa menutupi biaya produksi bila buku-buku tersebut dicetak di daerah. Kondisi ini membuat penerbit yang ada di Sumatra Barat makin tenggelam.
H. Arfizal Indramaharaja
Ketua Ikapi Daerah Sumatra Barat
Langganan:
Postingan (Atom)